
KUTIPAN – Dunia media sedang berada di persimpangan. Di satu sisi, teknologi artificial intelligence (AI) datang dengan segala kemudahannya. Di sisi lain, muncul pertanyaan besar, apakah AI akan menjadi ancaman atau justru peluang bagi jurnalisme?
Pertanyaan itulah yang menjadi benang merah Konferensi Wilayah (Konferwil) II Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kepulauan Riau, yang resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, di Hotel CK Tanjungpinang, Sabtu (13/12/2025).
Mengusung tema “Teknologi Artificial Intelligence (AI): Ancaman atau Peluang”, forum ini terasa relevan dengan realitas media hari ini cepat, digital, dan penuh tantangan.
Konferwil AMSI Kepri dihadiri perwakilan AMSI Pusat, Anggota Bidang Organisasi AMSI Fakhrurrozi Baidi, Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Zulhidayat, akademisi FISIP UMRAH Andri Ilham, Ketua AMSI Kepri periode 2021–2024 Charles Sitompul, serta seluruh anggota AMSI Kepulauan Riau.
Dalam sambutannya, Koordinator Wilayah AMSI Sumatera, M. Zuhri, mengingatkan bahwa lahirnya AMSI bukan tanpa alasan. Organisasi ini hadir dari kesadaran kolektif insan pers atas perubahan besar dalam ekosistem media.
AMSI sendiri dideklarasikan di Jakarta pada 18 April 2017 sebagai rumah besar media siber nasional. Kini, AMSI menaungi sekitar 700 perusahaan media di seluruh Indonesia, termasuk sekitar 200 media di wilayah Sumatera.
Zuhri menilai, kehadiran AI tidak bisa dihindari. Teknologi ini sudah digunakan dalam pengelolaan data, analisis tren, hingga produksi dan distribusi konten. Namun, ada satu garis tegas yang tidak boleh dilewati.
“Media tetap menjadi tonggak demokrasi yang bertumpu pada verifikasi, etika, dan tanggung jawab manusia. AI adalah alat bantu, bukan pengganti jurnalis,” ujarnya.
Ia juga menyoroti posisi strategis Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan sekaligus etalase Indonesia di mata internasional. Karena itu, ia berharap Konferwil AMSI Kepri mampu melahirkan kepemimpinan yang merangkul seluruh anggota, memperkuat kualitas redaksi, dan menyiapkan media agar adaptif terhadap AI tanpa meninggalkan nilai jurnalistik.
Nada serupa disampaikan Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura. Ia mengapresiasi peran AMSI dalam mendorong profesionalisme media, tata kelola redaksi yang sehat, serta penguatan literasi digital di tengah derasnya arus informasi.
“Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memandang media sebagai mitra penting dalam pembangunan daerah. Media bukan hanya penyampai berita, tetapi juga watchdog kebijakan publik, ruang edukasi, dan pendorong diskursus demokratis,” kata Nyanyang.
Di era disrupsi digital dan banjir informasi, menurut Nyanyang, peran media justru semakin krusial—terutama dalam menjaga kualitas informasi publik serta menangkal misinformasi dan hoaks.
Ia berharap Konferwil II AMSI Kepri tidak sekadar menjadi agenda organisasi, tetapi juga melahirkan program kerja yang relevan dengan kebutuhan media siber saat ini. Mulai dari peningkatan kapasitas digital, pemanfaatan AI secara etis, hingga kolaborasi strategis antara media, pemerintah, lembaga pendidikan, dan pelaku industri.
Menutup sambutannya, Nyanyang mengajak AMSI untuk terus menjadi mitra pemerintah yang kritis, objektif, dan berimbang.
“Selamat menjalankan Konferensi Wilayah II AMSI Kepulauan Riau. Semoga forum ini mampu melahirkan kepemimpinan serta program kerja yang visioner dalam memperkuat kualitas media siber yang profesional, beretika, dan berdaya saing di era digital,” tutupnya.





