
KUTIPAN – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Lingga melontarkan kritik terhadap belum terealisasinya investasi PT Tianshan Alumina Indonesia yang hingga kini masih tersendat akibat persoalan lahan proyek yang berdampingan dengan lokasi latihan militer.
Mahasiswa menilai, mandeknya investasi strategis tersebut berdampak langsung pada terbatasnya lapangan pekerjaan dan lambannya pergerakan ekonomi daerah, terutama bagi generasi muda Lingga.
Hal itu disampaikan Suci Pratiwi, perwakilan Aliansi BEM se-Kabupaten Lingga, Jumat (19/12/2025). Ia menyebut kondisi ketenagakerjaan di Lingga semakin mendesak, sementara solusi atas hambatan investasi belum menunjukkan kepastian.
“Sebagai mahasiswa, kami melihat realitas di lapangan bahwa lapangan pekerjaan di Lingga sangat terbatas. Ini bukan keluhan tanpa dasar, tapi fakta yang dirasakan anak muda Lingga hari ini,” tegas Suci.
Menurutnya, rencana masuknya PT Tianshan seharusnya menjadi momentum besar bagi pemerintah daerah untuk mendorong kebangkitan ekonomi. Namun hingga kini, realisasi investasi tersebut justru terjebak dalam polemik berkepanjangan.
“PT Tianshan ini peluang besar. Kalau sudah beroperasi, perekonomian akan bergerak dan lapangan kerja terbuka. Tapi yang terjadi, kendala-kendala terus berulang tanpa kejelasan kapan diselesaikan,” katanya.

Aliansi BEM Lingga menyoroti persoalan lahan proyek yang berdampingan dengan area latihan militer sebagai hambatan utama yang belum kunjung dituntaskan secara transparan. Mahasiswa menilai pemerintah harus bersikap lebih tegas dan terbuka dalam mengambil keputusan, bukan membiarkan persoalan berlarut-larut.
“Kami paham ada proses dan aturan yang harus dilalui. Tapi proses tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda tanpa kepastian. Pemerintah harus hadir dengan solusi nyata,” ujar Suci.
Ia mengakui pemerintah daerah telah melakukan upaya, namun menegaskan bahwa upaya tersebut harus dibuktikan dengan hasil konkret, bukan sekadar wacana atau janji.
“Setahu kami pemerintah daerah sudah berusaha, tapi masyarakat butuh kepastian. Sampai kapan Lingga harus menunggu?” tambahnya.
Aliansi BEM menilai, jika persoalan investasi PT Tianshan terus berlarut, maka dampaknya akan semakin luas, mulai dari meningkatnya pengangguran hingga terhambatnya pembangunan ekonomi daerah.
Suci juga menyampaikan keresahan generasi muda Lingga yang ingin membangun daerahnya sendiri, namun dihadapkan pada minimnya peluang kerja.
“Saya bangga menjadi warga Kabupaten Lingga. Tapi jujur, kami juga butuh kepastian masa depan. Harapan kami sederhana, setelah selesai kuliah kami bisa bekerja di Lingga, bukan terpaksa mencari hidup di luar daerah,” tuturnya.





