
KUTIPAN – Kehidupan sering kali memberikan tantangan yang berat bagi sebagian individu, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Fadila Amalia, seorang siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Singkep, adalah contoh nyata dari perjuangan tersebut. Meski lahir dengan kondisi cacat pada kaki, semangat Fadila untuk menuntut ilmu tidak pernah surut. Namun, sebuah kecelakaan yang mengakibatkan cedera lutut membuatnya lumpuh dan harus berhenti sekolah selama tiga bulan terakhir.
Di sinilah kehadiran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lingga berperan penting dengan memberikan bantuan kursi roda, membuka jalan bagi Fadila untuk kembali meraih pendidikan dan impian masa depan seorang pelajar warga Lorong Sukarelawan, Kampung Baru, Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga.
Dari awal kelahiran, Fadila sudah mengalami cacat pada kakinya yang membuat mobilitasnya terbatas, tetapi dia tetap mampu berjalan dan bersekolah dengan bantuan orang tua yang mengantarnya. Namun, kejadian jatuh yang mengakibatkan tulang lututnya bergeser membawa dampak yang jauh lebih serius. Kaki Fadila menjadi lumpuh dan rintangan besar mulai menghadang keinginannya untuk bersekolah. Ini bukan hanya soal kondisi fisik, tetapi juga tentang mental dan semangat seorang anak muda yang sangat ingin melanjutkan pendidikannya. Berkat laporan dari pihak sekolah, BAZNAS Lingga segera memberikan perhatian kepada kondisi ini, menandakan peran penting lembaga sosial dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Ketua BAZNAS Lingga, Ruslan, menyatakan bahwa bantuan kursi roda itu diberikan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial berdasarkan dana zakat yang dimiliki. Melalui tindakan nyata ini, BAZNAS bereaksi cepat terhadap kebutuhan Fadila, yang dianggap sangat terharu oleh semua pihak.
Bantuan sarana seperti kursi roda ini, jelas Ruslan, bukan hanya memudahkan mobilitas secara fisik, tetapi juga secara psikologis membantu Fadila merasa kembali memiliki kendali atas kehidupannya. Ini merupakan bukti bahwa dukungan sosial harus disikapi secara holistic, tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dorongan semangat dan harapan bagi penerima manfaat.
“Setelah kami mendapat laporan tersebut, kami berinisiatif untuk membantu dari dana zakat yang kita punya, memang ketika melihat kondisinya kita merasa terharu apalagi keinginannya untuk bersekolah sangat tinggi, Alhamdulillah, hari ini kita serahkan bantuan kursi roda agar dirinya bisa kembali bersekolah,” kata Ruslan saat ditemui Kutipan.co usai menyerahkan bantuan kursi roda kepada Fadila. Rabu, (17/12/2025), pagi.
Kasus Fadila, lanjut Ruslan, juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara berbagai pihak, mulai dari sekolah, keluarga, hingga lingkungan sekitar, sangat penting dalam mengidentifikasi dan menanggapi kebutuhan warga yang mengalami kesulitan. Ketika sekolah menerima laporan dari keluarga bahwa Fadila terancam berhenti sekolah tanpa bantuan yang memadai, Setelah mendapat laporan dari pihak sekolah BAZNAS segera merespon untuk memberikan bantuan, ketua RT setempat pun turut serta dalam mendukung upaya tersebut.
“Hal ini menunjukkan bahwa solidaritas sosial harus dibangun mulai dari tingkat komunitas, yang kemudian dapat diteruskan ke institusi yang memiliki kapasitas pemberian bantuan, seperti BAZNAS,” tutur Ruslan.
Pernyataan wali kelas Fadila, Thopan Jauhari, S.Pd mewakili pihak sekolah dan keluarga mengucapkan terima kasih kepada baznas umumnya dan kepada yang telah berinfaq serta sedekahnya atau zakatnya yang telah menyalurkan bantuannya melalui baznas untuk anak didik kami fadila berupa kursi roda. Dimensi penting lain tentang pendidikan sebagai hak dan kebutuhan setiap anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Thopan berharap dengan adanya bantuan ini, Fadila semakin bersemangat untuk bersekolah dan tidak berkecil hati atas kondisinya. Dukungan moral dari keluarga, guru, sekolah dan semua pihak sangat penting untuk membangun rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi selain itu, juga pembentukan karakter dan rasa optimisme terhadap masa depan.
“Harapan saya setelah adanya bantuan dari baznas ini, fadila lebih semangat lagi sekolah dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dan yang terpenting jangan berkecil hati karena masa depan masih panjang karena kesuksesan masih bisa diraih dimasa yang akan datang, tetap semangat terus kalau orang lain peduli dengan fadila maka fadila juga harus peduli dengan diri sendiri,” ungkap Thopan.
Sementara itu, dari sisi keluarga, perasaan syukur dan harapan tampak jelas pada perkataan ibu dari Fadila, Jamilah. Keluarga sudah berjuang keras mencari pengobatan agar kaki Fadila bisa kembali pulih, meskipun sudah dinyatakan kondisi ini sulit sembuh sepenuhnya. Mereka berharap bantuan kursi roda dapat menjadi solusi sementara yang memungkinkan Fadila untuk tetap aktif dan bersekolah meski dengan keterbatasan fisik.
Jamilah mengungkapkan, keinginan kuat Fadila untuk belajar menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak boleh menjadi halangan untuk meraih cita-cita, selama ada dukungan yang memadai dari lingkungan sekitar. Semangat ini mencerminkan makna yang lebih dalam dari bantuan yang diberikan, yaitu pemberian harapan dan kesempatan hidup yang lebih baik.
“Kami dari pihak keluarga sudah berupaya untuk mengobati kaki fadila, agar bisa berjalan kembali meski dari pengobatan yang telah dilakukan kami mendapat bahwa kaki fadila sudah susah untuk berjalan kembali mungkin urat pada kaki nya sudah tegang, namun terlepas dari itu semua kami keluarga tetap berusaha untuk kesembuhan kaki fadila,” ucap Jamila.
Jamila menceritakan, sebelum jatuh fadila sudah meminta izin untuk membeli paket, meski ibunya sempat melarang dikarenakan kondisi kakinya fadila mengatakan hanya pergi sebentar, setelah pergi ditunggu fadila belum juga pulang dan keluarga mendapat kabar fadila jatuh, setelah di bawa ke rumah sakit diketahui bahwa tulang kakinya bagian lutut bergeser.
“Kami juga berharap kalau ada yang dapat membantu untuk melemah urat kaki tersebut agar dapat ditekuk dan bisa bergerak lagi sehingga tidak tegang seperti sekarang ini, karena keinginan dari fadila untuk bisa pergi bersekolah lagi sangat kuat,” harap Jamila.
Kepedulian dari Ketua RT Ruswita Diana Wani juga memperlihatkan bahwa peran lingkungan terdekat sangat vital dalam mendorong proses pemulihan dan integrasi sosial bagi seseorang dengan keterbatasan fisik. Bantuan kursi roda diharapkan dapat untuk mempermudah aktivitas sehari-hari Fadila, dan lebih penting lagi, membangkitkan semangatnya untuk belajar kembali.
“Semoga dengan adanya bantuan ini, dapat mempermudahkan fadila sendiri dalam melakukan aktivitasnya, saya juga berharap semangat fadila kembali bangkit walau pun dengan keadaan kakinya seperti itu, untuk belajar dan bersekolah lagi,” tutup Ruswita.
Bantuan kecil namun berarti seperti kursi roda pun bisa menjadi pemantik harapan, menyalakan semangat dan menggerakkan langkah seorang anak menuju impian yang selama ini terhalang oleh kondisi fisik. Inilah makna sesungguhnya dari bantuan yang diberikan membuka pintu harapan dan memberikan dorongan untuk terus maju. Kisah ini menjadi pengingat kuat bagi kita semua tentang pentingnya peran lembaga sosial, pemerintah daerah, sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam bekerja sama membantu mereka yang mengalami keterbatasan. Semangat Fadila yang tak padam sekaligus menjadi inspirasi agar setiap anak, tanpa terkecuali, dapat menggapai masa depan cerah melalui pendidikan.





