
KUTIPAN – Kalau kita bicara soal pangan masa depan, biasanya yang muncul di kepala, padi, jagung, atau kedelai. Tapi di Kabupaten Lingga, ada komoditas yang diam-diam punya taji luar biasa yakni sagu. Bupati Lingga, Muhammad Nizar, tampaknya paham betul soal ini. Pada Selasa (30/9/2025), ia bersama Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mendatangi Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, untuk menyodorkan aspirasi sekaligus proposal serius.
“Banyak hal yang kami sampaikan, terutama yang berkaitan dengan industri dan hilirisasi. Tidak hanya dalam skala besar, tetapi juga industri kecil berbasis masyarakat yang perlu lebih dikembangkan, seperti pengolahan sagu,” kata Nizar kepada kutipan.co.
Bayangkan, sagu yang sering kita temui dalam bentuk bubur sumsum atau kue ongol-ongol itu ternyata punya potensi jadi tulang punggung ekonomi daerah. Bahkan, kalau pengelolaannya tepat, sagu bisa ikut menopang ketahanan pangan nasional. Itu sebabnya Nizar menyerahkan proposal resmi agar Lingga ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) Agroindustri Sagu Berkelanjutan 2025–2029.
“Penyerahan proposal PSN sagu ke Menteri Perindustrian menjadi bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam mewujudkan mimpi besar ini,” tegasnya.

Lingga memang punya modal alam. Dengan lahan sagu sekitar 3.000 hektar, daerah ini dikenal sebagai sentra utama sagu di Indonesia bagian barat. Diungkapkan Nizar, angka itu masih dianggap kurang. Menperin minta agar lahan diperluas menjadi 5.000 hingga 7.000 hektar.
“Jika lahan diperluas, akan lebih mudah bagi Kementerian Perindustrian mendatangkan investasi ke Kabupaten Lingga. Hal ini sekaligus mendukung pencapaian kebutuhan pemerintah pusat terhadap sagu sebagai bahan pangan strategis,” ujarnya.
Logikanya memang sederhana, makin luas lahan, makin banyak hasil. Dan makin banyak hasil, makin besar peluang investasi. Bahasa gampangnya, pabrik-pabrik pengolahan bakal lebih tertarik masuk kalau bahan bakunya aman.
Bupati Nizar berharap dalam jangka pendek, Lingga bisa segera ditetapkan sebagai lokasi PSN sagu di Sumatera. Dari sana, lintas kementerian akan lebih mudah turun tangan, entah soal infrastruktur, pendanaan, atau promosi.
Namun, kalau dilihat jangka panjang, yang diupayakan Nizar bukan cuma soal produksi. Sagu Lingga dibayangkan bisa menembus industri turunan, dari pangan olahan modern, bahan farmasi, hingga bioenergi. Dan itu artinya, bukan cuma ketahanan pangan yang kuat, tapi juga kesejahteraan masyarakat ikut naik karena lapangan kerja terbuka.
Singkatnya, Muhammad Nizar ingin membuktikan bahwa komoditas lokal, yang selama ini mungkin diremehkan, justru bisa jadi senjata utama. Kalau berhasil, Lingga bukan hanya dikenal sebagai sentra sagu, tapi juga contoh sukses bagaimana kearifan lokal bisa diangkat ke panggung nasional.