
KUTIPAN – Di Tanjungpinang, pelantikan PPPK bukan cuma soal jas rapi, senyum-senyum di depan kamera, lalu pulang dengan status baru. Wali Kota Lis Darmansyah menegaskan, seremoni yang berlangsung di Aula Sultan Badrul Alamsyah, Kantor Wali Kota pada Senin (29/9), adalah momentum serius: soal amanah, integritas, dan ibadah.
Pelantikan ini bukan asal tempel stempel. Ada dasar hukumnya, yakni Surat Keputusan Wali Kota Tanjungpinang Nomor 409 dan 422 Tahun 2025. Total ada 23 orang yang dilantik. Satu orang CPNS lulusan IPDN resmi naik kasta jadi PNS, sementara 22 lainnya sah jadi PPPK. Dari jumlah itu, formasi dibagi rata: tujuh tenaga kesehatan, tujuh tenaga fungsional guru, dan delapan tenaga teknis.
“Pelantikan hari ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah amanah sekaligus pengakuan atas kompetensi serta dedikasi yang dimiliki. Saya berharap saudara-saudari yang dilantik mampu mengemban tanggung jawab dengan penuh integritas dan semangat pengabdian,” ujar Lis.
Kalau dipikir, pesan itu kayak paket hemat tiga in one. Lis menekankan tiga hal penting: jaga integritas dan disiplin, tingkatkan kualitas pelayanan, dan jangan berhenti belajar serta berinovasi. Karena menurutnya, kerja di pemerintahan bukan cuma soal hadir absen, tapi gimana bikin warga merasa punya pegawai yang ramah dan solutif.
“Berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan senyum, keramahan, dan empati. Jadikan keluhan masyarakat sebagai masukan untuk perbaikan,” katanya.
Lis juga pasang alarm peringatan soal hal-hal klasik: jauhi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pesannya jelas, ASN dan PPPK harus tampil profesional, transparan, dan nggak main-main dengan jabatan.
“Setiap langkah yang saudara ambil akan berdampak pada kemajuan Kota Tanjungpinang dan kesejahteraan warganya,” sebutnya.
Sampai di penghujung acara, Lis kasih sentuhan religius: jangan lihat status baru hanya sebagai formalitas birokrasi, tapi maknai sebagai ladang ibadah.
“Semoga amanah ini membawa berkah bagi diri, keluarga, dan masyarakat,” tutupnya.
Jadi, buat PPPK dan PNS baru ini, bukan cuma soal tanda tangan SK atau sumpah di podium. Ini peringatan sekaligus ajakan: jangan lupa senyum, tapi jangan senyum-senyum doang. Harus kerja beneran.