
KUTIPAN – Keracunan makanan di sekolah memang selalu bikin heboh. Apalagi kalau penyebabnya program pemerintah yang namanya saja sudah mulia, Makan Bergizi Gratis (MBG). Nah, baru-baru ini belasan siswa SMPN 2 Karimun harus dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit gara-gara diduga keracunan setelah menyantap menu MBG.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Bisri, buka suara. “Kami telah meminta Dinkes Karimun untuk memeriksa cemaran makanan dan melakukan penyelidikan epidemiologis dalam kasus keracunan MBG itu. Hasilnya, kita masih menunggu,” ujarnya di Tanjungpinang dikutip dari ANTARA, Jumat (26/9/2025).
Menurut Bisri, sekitar 14 siswa mengalami gejala pusing dan sakit perut setelah sarapan MBG pada Kamis (25/9). Beruntung, semua siswa sudah dipulangkan sore harinya setelah mendapat perawatan medis.
“Alhamdulillah. Hingga Kamis sore, semua siswa sudah dipulangkan setelah dapat perawatan medis,” tambahnya.
Soal penyebab, Bisri menduga ada banyak kemungkinan: mulai dari bakteri, zat kimia di bahan makanan, sampai proses pengolahan dan penyajian yang kurang bersih. Ia juga menyinggung bahwa tidak semua siswa akan keracunan, sebab tubuh tiap orang punya reaksi berbeda, misalnya ada yang alergi.
Dinas Kesehatan pun mengingatkan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk lebih disiplin menjalankan SOP MBG dari Badan Gizi Nasional (BGN). Apalagi, sebelumnya ada laporan makanan basi dan bahkan ada temuan jangkrik di Batam.
Meski sempat bikin panik, Bisri mengapresiasi pihak sekolah yang sigap mengevakuasi siswa.
“Ini pelajaran bagi kita bersama, kalau ada yang keracunan makanan, langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat biar ditangani segera,” ucapnya.
Kasat Samapta Polres Karimun, AKP Rizal Rahim, juga menceritakan kronologi. Pagi itu, 507 paket MBG datang pukul 08.00 WIB. Selesai disantap sekitar pukul 09.30 WIB, beberapa siswa mulai mengeluh sakit perut.
“Keterangan wakil kepala sekolah awalnya empat siswa yang sakit dan segera dibawa ke UKS,” kata Rizal.
Tak lama, jumlah siswa yang mengeluh sakit naik jadi 14 orang. Sekitar pukul 11.30 WIB, ambulans dari Puskesmas Tanjung Balai datang bersama personel Polres Karimun untuk evakuasi. Sampel makanan—mulai dari nasi, telur, tempe, acar, hingga semangka langsung diamankan untuk pemeriksaan laboratorium.
“Kami juga ikut mendampingi pengambilan sampel makanan agar penyebab pasti segera diketahui,” tegas Rizal.
Singkatnya, kasus ini jadi pengingat keras: program mulia jangan sampai ternoda oleh dapur yang abai. Makanan bergizi seharusnya bikin anak sekolah tambah semangat belajar, bukan antre di ruang UKS.