
KUTIPAN – Biasanya, kalau sudah denger kata musrenbang, yang terbayang adalah suasana ruang aula yang serius, tayangan power point yang entah siapa yang benar-benar perhatikan, dan jargon-jargon pembangunan yang terasa jauh dari dapur warga. Tapi Selasa (24/06/2025), Musrenbang di Kabupaten Lingga terasa agak berbeda.
Bukan karena ada bintang tamu dari acara TV. Tapi karena ini adalah musyawarah untuk menyusun RPJMD 2025–2029—alias rencana besar yang bakal jadi kompas pembangunan lima tahun ke depan. Dan yang hadir, bukan kaleng-kaleng. Bupati Lingga Muhammad Nizar dan Wakil Bupati Novrizal hadir langsung, bukan sekadar kirim salam lewat staf ahli.
Aulanya Kantor Bupati jadi saksi betapa seriusnya rencana ini dibangun. Dalam pidatonya, Wabup Novrizal bukan cuma memaparkan data. Ia menyuarakan sebuah ajakan yang kalau dipikir-pikir, terdengar cukup progresif.
“RPJMD adalah dokumen fundamental yang menjadi pedoman kita dalam merencanakan pembangunan daerah. Melalui Musrenbang ini, kita ingin memastikan bahwa seluruh program dan kegiatan benar-benar sejalan dengan kebutuhan masyarakat Lingga.” kata Novrizal.
Sebuah pernyataan yang, jujur saja, kalau beneran diwujudkan, bisa jadi kabar baik buat warga. Karena selama ini, warga sering merasa pembangunan itu seperti tamu: datang, sibuk sendiri, lalu pergi tanpa menyapa.
Tapi Novrizal nggak berhenti sampai situ. Ia langsung gas ajak semua pihak buat turun tangan.
Novrizal mengajak mengajak seluruh elemen masyarakat, perangkat daerah, serta stakeholder terkait untuk aktif berpartisipasi dalam proses penyusunan RPJMD agar hasilnya dapat lebih komprehensif, realistis, dan tepat sasaran.
Artinya, rakyat jangan cuma jadi penonton. Jangan cuma disuruh mengangguk. Tapi ikut berpikir, ikut mengusulkan, ikut bersuara.

Yang bikin forum ini makin greget, bukan cuma karena Nizar dan Novrizal turun langsung, tapi juga karena yang hadir beragam: Ketua dan Anggota DPRD Lingga, Kepala OPD, tokoh masyarakat, MUI, LAM, perwakilan BPN, BPS, Kemenag, Forkopimda, sampai Asisten Gubernur Kepri Misni, S.KM., M.Si. yang hadir lewat Zoom. Bahkan narasumber dari Bappenas dan Kemendagri pun turut ambil bagian.
Kalau ini ibarat konser, maka lengkap sudah personelnya. Tinggal bagaimana nada-nadanya dimainkan agar tak sumbang.
Tapi jangan salah sangka, Musrenbang bukan forum dadakan yang selesai ketika pidato usai dan konsumsi habis. Ini panggung penting buat menyusun RPJMD—dokumen yang, walaupun terdengar formal dan birokratis, sebenarnya sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari warga.
Mau itu infrastruktur jalan, layanan pendidikan, kesehatan, air bersih, sampai urusan pertanian dan perikanan—semuanya bisa ditentukan di sini.
Visi yang diusung juga tidak main-main: Lingga Maju, Sejahtera, dan Berdaya Saing. Misi mulia ini disebut akan dilandasi nilai-nilai kearifan lokal, serta menggali potensi unggulan daerah, seperti kelautan, pariwisata, dan budaya lokal.
Bupati dan Wabup memang sudah melempar bola. Sekarang tinggal masyarakat dan para pemangku kebijakan yang harus gercep menyambut.
Karena RPJMD ini ibarat skenario film. Kalau cuma dibikin oleh produser dan disetujui investor, tanpa mendengar suara penonton dan aktor di lapangan, hasilnya bisa-bisa zonk. Pembangunan tidak lagi berorientasi pada kebutuhan, tapi pada angan.
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos: