
KUTIPAN – Di Kepulauan Riau, kreatif bukan cuma slogan. Buktinya, selama dua hari penuh—31 Mei sampai 1 Juni 2025—Park Avenue Batam disulap jadi panggungnya 170 pelaku usaha kreatif dari seluruh penjuru provinsi. Dari yang jual sambal sampai bikin robot. Serius.
Kepri Creative Explore 2025 bukan cuma pameran, tapi semacam meet-up besar pelaku ekonomi kreatif. Ada yang datang dengan produk kriya ramah lingkungan, ada juga yang bawa gim karya anak kampus. Pokoknya, ini tempat semua ide brilian naik panggung.
“Event ini kami laksanakan selama dua hari, dan melibatkan hampir 170 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor. Harapannya, mereka dapat membangun jejaring, meningkatkan promosi produk, serta menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar global,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan.
Nggak cuma kuliner, kriya, dan fashion, kali ini muncul juga “pemain baru” yang cukup bikin penasaran. Ada animasi dan video berkat dukungan dari Nongsa Digital Park, gim dari mahasiswa Universitas Universal, robotik dari ITEBA, sampai kriya eco-friendly dari Eco Saga Bintan. Ini bukan bazar biasa, ini pameran ide masa depan.
Hasan juga menyampaikan kalau acara ini nggak akan bisa jalan tanpa dukungan banyak pihak. Ada Dekranasda Kepri yang diketuai Dewi Kumalasari, Bank Indonesia Kepri, sampai Kemenkumham wilayah Kepri yang turut bantu jaga hak kekayaan intelektual pelaku usaha. “Saya secara khusus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan besar terhadap acara ini,” katanya.
Kepri sendiri emang nggak main-main dalam urusan ekonomi kreatif. Masuk sebagai salah satu dari 15 provinsi prioritas nasional buat pengembangan sektor ini, posisi strategis Kepri yang dekat ke negara tetangga jadi nilai lebih. “Sebagai provinsi maritim dengan sumber daya laut yang melimpah, Kepulauan Riau memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis sumber daya lokal,” tegas Hasan.
Targetnya juga nggak nanggung: kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB daerah sampai 6,8%. Buat mewujudkan itu, Pemprov Kepri udah banyak turun tangan. Di tahun 2023, 80 pelaku usaha dibantu urus merek dan hak cipta. Tahun 2024, workshop dan pelatihan digelar lewat APBN-APBD. Tahun depan, lewat APBD 2025, direncanakan pelatihan untuk 40 pelaku usaha dan fasilitasi kekayaan intelektual buat 60 pelaku dari tujuh kabupaten/kota.
Oh iya, jangan lupakan peran Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang bantu dorong cross-border tourism, bikin produk lokal Kepri makin gampang masuk ke pasar internasional. Harapannya jelas: produk lokal bisa bersaing di panggung global.
Dengan Kepri Creative Explore 2025, dunia usaha kreatif di Kepri bukan cuma bergerak, tapi mulai berlari. Dari sambal botolan sampai desain robotik, semua punya tempat, semua punya peluang. Tinggal gimana dukungan berkelanjutan dari semua pihak tetap terjaga.
Karena jujur aja, kreatif itu udah pasti keren—asal difasilitasi, bukan cuma disemangatin.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Editor:Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.