
KUTIPAN – Lulusan kuliah itu bukan cuma buat ngisi CV. Di mata Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, alumni kampus adalah cerminan kualitas dan visi masa depan sebuah universitas. Makanya, pas beliau hadir langsung buat ngukuhkan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Ibnu Sina Batam periode 2024–2029, itu bukan sekadar acara seremonial, tapi juga sinyal penting: bahwa alumni bukan cuma kumpulan nostalgia, tapi potensi konkret.
Acara yang digelar Rabu (28/5) itu mengusung tema “Satu Hati, Satu Keluarga, Satu Tujuan untuk Universitas Ibnu Sina”. Nggak muluk-muluk, temanya memang sejalan dengan harapan: alumni bisa guyub, saling rangkul, dan berkontribusi nyata buat almamater.
Ansar nggak datang cuma buat formalitas. Dalam sambutannya, beliau menaruh hormat penuh pada Yayasan Ibnu Sina yang udah hampir setengah abad berkutat di dunia pendidikan Kepri. “Kurang lebih 48 tahun yayasan ini berkiprah dalam dunia pendidikan dan terus konsisten membangun sumber daya manusia di Kepulauan Riau,” kata beliau.
Kata siapa membangun pendidikan itu gampang? Menurut Ansar, tugas utama dunia pendidikan itu ada dua: mentransformasi ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku. Keduanya butuh proses panjang dan dedikasi, bukan sekadar ijazah doang.
Dan dengan udah lahirnya sekitar 8.000 alumni dari kampus ini, Gubernur merasa pemerintah punya tanggung jawab moral buat mendukung eksistensi dan perkembangan universitas ini. Tapi nggak berhenti sampai situ. Alumni pun diminta untuk ikut turun tangan.
“Negara-negara maju terbukti berhasil karena mampu mencetak manusia yang kaya ilmu, berdedikasi, dan punya loyalitas tinggi,” lanjut Ansar sambil menyatakan dukungan penuh buat pengembangan fakultas-fakultas di kampus.
Ansar juga menyoroti peran IKA sebagai lebih dari sekadar tempat reuni. IKA bisa jadi tolok ukur apakah universitas itu sukses cetak lulusan yang bisa bersaing atau nggak. “Saya bangga karena alumni Universitas Ibnu Sina telah banyak mengisi posisi penting, baik di pemerintahan, legislatif, maupun sektor swasta,” katanya.
Harapannya jelas: kampus jangan cuma jadi tempat kuliah dan ujian skripsi, tapi juga jadi laboratorium kehidupan yang siap cetak pemimpin masa depan. “Sebagaimana dikatakan para ahli manajemen modern, kepemimpinan adalah kunci utama dalam manajemen,” pungkas Ansar.
Pengukuhan ini dihadiri tokoh-tokoh penting: dari Ketua Yayasan Ibnu Sina, Rektor, Ketua Senat, sampai Ketua IKA yang baru SwiGuan, serta para pejabat dan akademisi lainnya. Harapannya sih, acara ini bukan cuma jadi simbol, tapi awal dari sinergi yang lebih nyata antara alumni dan almamater.
Intinya, jangan cuma bangga jadi alumni. Tapi juga jadi bagian dari solusi, terutama di tengah tantangan zaman yang makin ribet. Karena ujung-ujungnya, kampus bisa besar bukan cuma karena gedungnya megah, tapi karena alumninya mau kerja bareng buat maju bareng.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Editor: Dito Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.