
KUTIPAN – Unit Reskrim Polsek Denpasar Barat berhasil menangkap pelaku penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia hanya dalam waktu 4 jam. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (22/2) di lahan kosong di Jalan Pura Demak V, Denpasar Barat, yang menewaskan Suparno (68), asal Banyuwangi.
Pelaku, Ahmad Santoso (32), yang juga berasal dari Banyuwangi, diceritakan hanya bisa merintih kesakitan setelah kedua kakinya ditembus timah panas saat hendak diamankan. Tersangka mengaku menganiaya korban dalam keadaan terpengaruh narkoba jenis sabu-sabu (SS) dan pil koplo.
Kapolresta Denpasar, Kombes Muhamad Iqbal Simatupang, menjelaskan bahwa pelaku mengaku berhalusinasi saat melakukan aksi brutalnya.
“Tersangka mengira korban akan menyerang dirinya, sehingga dia spontan mengambil potongan bambu dan balok kayu untuk memukul wajah korban. Pukulan tersebut menyebabkan luka berat di bagian wajah dan kepala,” jelasnya.
Peristiwa ini pertama kali dilaporkan oleh anak korban, Danny Kurniawan, yang diminta oleh seseorang bernama Suprapto untuk mencari keberadaan ayahnya. Mereka berdua mendatangi sebuah lahan kosong di Jl. Pura Demak Barat, tempat Suparno biasa memarkir mobil. Di sana, mereka menemukan mobil korban, namun Suparno sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di semak-semak dengan luka di tubuh dan wajah yang berlumuran darah.
Polisi segera mengevakuasi jenazah ke RSUP Prof. Ngoerah Sanglah Denpasar, dan hasil visum menunjukkan korban mengalami 11 luka akibat kekerasan tumpul, yang menyebabkan pendarahan hebat di kepala. Tak lama setelah kejadian, tim Reskrim Polsek Denpasar Barat bersama Unit Jatanras Polresta Denpasar berhasil mengidentifikasi tersangka dan menangkap Ahmad Santoso di Jl. Subur, Pemecutan Kelod.
Namun, saat hendak ditangkap, pelaku berusaha melawan petugas dan terpaksa dilumpuhkan. Ahmad Santoso akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam interogasi, pelaku mengaku melakukan penganiayaan dengan balok kayu dan bambu setelah terjadi percekcokan dengan korban.
Hasil tes urine menunjukkan bahwa Ahmad Santoso positif mengonsumsi narkotika jenis sabu-sabu dan pil koplo, yang diduga memicu tindakannya yang kejam.
“Pengaruh narkoba bisa jadi turut memperburuk pengendalian diri pelaku dalam melakukan kekerasan,” tegas Kapolresta.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Jika terbukti ada unsur kesengajaan dalam pembunuhan ini, pelaku bisa dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.