KUTIPAN – Pemerintah Indonesia kembali memperkuat komitmennya dalam menjalin kerja sama internasional demi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kali ini, melalui mekanisme Debt to Swap for Health (D2H), Indonesia berhasil mendapatkan hibah sebesar €73 juta (sekitar Rp1,26 triliun) dari Pemerintah Jerman pada Desember 2024.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa dana hibah ini akan digunakan secara transparan dan akuntabel untuk mendukung program-program kesehatan yang telah disepakati bersama Global Fund.
“Kesepakatan ini adalah bukti nyata dari sinergi internasional untuk kesehatan masyarakat. Dukungan dari Pemerintah Jerman dan Global Fund membawa kita lebih dekat dengan target eliminasi Tuberkulosis (TBC) pada 2030 dan Indonesia bebas malaria,” ujar Dante dalam keterangan resminya pada Minggu (22/12/2024).
Mekanisme D2H memungkinkan pembayaran utang Pemerintah Indonesia kepada Jerman senilai €73 juta dialokasikan kembali untuk program kesehatan, terutama pengendalian TBC dan malaria. Hibah ini adalah hasil kerja sama antara Pemerintah Jerman, Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan Indonesia, serta Global Fund.
Sebagai informasi, Indonesia sebelumnya telah menerima bantuan serupa pada tahun 2021 senilai US$56 juta untuk pengendalian TBC. Dana hibah terbaru ini akan mendukung penguatan sistem kesehatan, termasuk laboratorium, sistem informasi, serta logistik farmasi yang lebih terintegrasi. Tujuannya adalah menciptakan solusi yang efektif dan tepat sasaran dalam memberantas TBC dan malaria.
“Inisiatif ini bukan hanya soal pembiayaan program, tetapi juga tentang inovasi dan komitmen bersama untuk menciptakan masa depan kesehatan yang lebih baik,” tambah Dante. Kerja sama ini sekaligus memperkokoh posisi Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang kesehatan, dengan fokus pada eliminasi TBC dan malaria.
Dengan dukungan penuh dari mitra internasional, Indonesia optimis dapat mewujudkan target kesehatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.