KUTIPAN – Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga bergerak cepat menyusul temuan dua kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Singkep pada awal Oktober 2024. Langkah ini diambil untuk memutus rantai penularan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Kami sudah melakukan penyelidikan etimologi di lokasi dan telah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta fogging untuk mengurangi populasi nyamuk penular DBD,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lingga, Wirawan Trisna Putra, pada Selasa (8/10/2024).
Langkah preventif yang dilakukan termasuk fogging di wilayah Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep. Selain fogging, Wirawan menjelaskan bahwa pihaknya juga gencar melakukan penyelidikan etimologi serta edukasi PSN kepada warga sekitar untuk menekan jumlah nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD sendiri berpotensi menyebar dengan cepat di musim hujan, sehingga upaya preventif seperti ini sangat penting.
“Langkah ini sangat penting untuk memutus mata rantai penularan DBD di wilayah ini,” tambah Wirawan. Ia juga mengungkapkan bahwa kedua kasus DBD yang ditemukan melibatkan anak-anak yang saat ini telah mendapatkan perawatan intensif.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, jumlah kasus DBD meningkat sejak Agustus 2024, dengan enam kasus tercatat di Kecamatan Singkep. Pada bulan September, jumlah tersebut naik menjadi delapan kasus, tersebar di Kecamatan Singkep dan Lingga. Hingga awal Oktober, dua kasus baru kembali ditemukan di Kecamatan Singkep.
“Peningkatan kasus DBD ini berpotensi terus bertambah jika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan yang maksimal. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan dan memutus siklus hidup nyamuk melalui PSN dan tindakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas),” tegas Wirawan.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Lingga tidak hanya mengandalkan fogging sebagai satu-satunya solusi. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara telur dan jentik nyamuk tetap bisa bertahan. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka, terutama di area yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, seperti genangan air.”
Dinas Kesehatan Lingga juga terus berkomitmen untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan langkah 3M di rumah masing-masing. Selain itu, pemantauan dan evaluasi di wilayah-wilayah yang rawan terkena DBD akan terus dilakukan secara berkala.
“Masyarakat harus memahami bahwa keberhasilan memerangi DBD tidak hanya tergantung pada tindakan dari dinas atau pemerintah, tetapi juga peran aktif setiap individu dalam menjaga kebersihan lingkungan,” pungkas Wirawan.
Dengan serangkaian langkah ini, Dinas Kesehatan Lingga berharap dapat mengendalikan penyebaran DBD di Kabupaten Lingga dan melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. (*Seka)