KUTIPAN – Dosen dan Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar kunjungan ke Desa Parit, Kecamatan Selat Gelam, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau pada, Senin (15/7/2024).
Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka Program Pengabdian pada masyarakat, guna meningkatkan potensi maritim dan tradisi budaya untuk pengembangan industri kreatif.
Kedatangan rombongan ini disambut baik oleh Kepala Desa dan masyarakat Parit. Kegiatan diawali dengan Workshop Monoprint di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 005, dimana sebanyak 25 pelajar diberikan materi menggambar.
Dosen Seni Rupa ITB, Zusfa Roihan, S.Sn., M.Sn, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari program inisiatif antara Fakultas Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Kedua fakultas tersebut bersepakat untuk mengembangkan desa wisata di Desa Parit.
Untuk menyukseskan program ini, pihak ITB juga berkolaborasi dengan Unpad terkait aspek perikanan.
“Kita datang sebanyak 8 orang, 5 orang dosen dan 3 mahasiswa dari ITB. Tujuan kita datang untuk mengembangkan potensi yang ada di Desa Parit, termasuk sumber daya manusianya,” ujar Zusfa Roihan, S.Sn., M.Sn.
Zusfa mengatakan, bahwa pihaknya juga fokus menjadikan Desa Parit sebagai desa wisata. Untuk itu, selain workshop mereka juga akan melakukan penataan wilayah serta pengembangan budidaya ikan.
“Tahun lalu kami telah melakukan penelitian dan pemetaan, saat ini kami tinggal melaksanakan apa yang telah kami petakan. Pada dasarnya kami ingin menjadikan Desa Parit sebagai desa wisata,” ucapnya.
Zusfa mengungkapkan, Desa Parit sengaja dipilih sebagai lokasi program karena memiliki wilayah strategis dan juga basis utama akses pulau terluar Indonesia.
“Selama ini kami meneliti bahwa pengembangan desa ini jalan ditempat, padahal sangat memiliki potensi karena menjadi basis utama akses pulau terluar indonesia. Maka itu kami tertarik untuk melakukan program pembangunan dari sistem wisata,” ungkapnya.
“Kedepan kami sudah sepakat akan membuat gapura dengan bentuk Ikan Tembakul sebagai ikon dan wajah baru Desa Parit,” tambahnya.
Sementara Dosen Perikanan Unpad, Dr. Ujang Subhan, S.Psi., M.Si merasa kagum dengan sambutan dan keinginan warga Desa Parit untuk belajar membudidaya ikan.
Berbagai ilmu budidaya ikan diberikan mulai dari memahami dan memperbaiki kualitas air, pengukuran amonia, kadar oksigen, pembenihan hingga pembesaran ikan.
“Saya sangat senang karena respon warga disini untuk belajar sangat tinggi, meski sebentar namun warga sangat cepat menangkap ilmu yang saya berikan,” ujar Dr. Ujang Subhan, S.Psi., M.Si.
Menurut Ujang, Kabupaten Karimun khususnya Desa Parit sangat berpotensi untuk pengembangan bidang perikanan, dimana secara tidak langsung sistemnya juga akan terintegrasi dengan tanaman.
“Potensi Desa Parit sangat besar, wilayahnya strategis, airnya bagus. Budidaya ikan akan meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung program pemerintah dalam penanganan stunting,” ucapnya.
Selain budidaya ikan lele, ungkap Ujang, masyarakat juga bisa budidaya ikan hias seperti ikan Discus dan ikan Manfish.
“Ikan hias juga sangat berpotensi dibudidaya, karena derajat Keasaman Air (PH) di Desa Parit ini sangat bagus, tidak dimiliki daerah lainnya. Saya berharap nantinya desa ini juga dapat menjadi penyumbang ekspor ikan, karena wilayahnya strategis berdekatan dengan negara malaysia dan singapura,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kades Parit Muhammad Rizli memberikan apresiasi kepada seluruh dosen maupun mahasiswa ITB dan Unpad yang telah bersedia berbagi ilmu kepada masyarakatnya sejak 5 tahun terakhir.
“Terima kasih saya ucapkan, semoga segala ilmu yang diberikan bisa dicerna dan diterapkan masyarakat dengan baik,” ujar Muhammad Rizli.
Rizli mengungkapkan bahwa dosen dan mahasiswa ITB juga akan memberikan buah tangan berupa desain dan pembangunan gapura dengan tema Ikan Tembakul yang akan menjadi ikon Desa Parit.
“Dengan ilmu yang diberikan Dosen ITB dan Unpad, saya berharap dapat menambah nilai ekonomi masyarakat kedepannya,” tutupnya.
(Ami)