
KUTIPAN – Pemerintah Kabupaten Lingga lagi serius banget ningkatin kualitas tata kelola masjid. Ini keliatan dari gelaran Pembinaan Masjid Percontohan yang berlangsung di Masjid Jami’ Sultan Lingga, Daik, Rabu (10/12/2025). Acara ini digawangi langsung oleh Kanwil Kemenag Kepri dan ngumpulin banyak tokoh penting dalam urusan manajemen rumah ibadah.
Mewakili Bupati Lingga, hadir Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Lingga, H. Abdullah, S.Th.I. Beliau datang bareng jajaran penting lainnya seperti Kasi Bimas Islam Kemenag Lingga, Ketua MUI, KUA Kecamatan Lingga, Ketua Masjid Sultan, tokoh agama, sampai 40 takmir masjid dari Kecamatan Lingga.
Nah, sesi yang paling nyantol di kepala para peserta adalah materi dari Kasi Bimas Islam Kemenag Lingga, H. Abdurokhman, yang ngangkat tema “Peningkatan Kompetensi Takmir Masjid di Kabupaten Lingga.” Beliau ngejelasin bahwa pengelolaan masjid tuh bukan cuma soal kebersihan dan kegiatan ibadah doang, tapi ada tiga pilar besarnya:
Idarah — urusan manajemen dan administrasi
Imarah — kegiatan ibadah, PHBI, zakat, sampai pembinaan remaja masjid
Riayah — ngurus aset, kebersihan sarpras, sampai verifikasi arah kiblat
Yang menarik, beliau juga ngingetin soal pentingnya arah kiblat yang akurat. Katanya,
“Di Kepulauan Riau, arah kiblat jika dilihat dari kompas adalah 293 derajat Barat Laut. Alhamdulillah, Masjid Sultan ini sejak dahulu sudah sesuai arah kiblat meski teknologi saat itu belum secanggih sekarang,” jelasnya.
Dari sisi lain, H. Abdullah juga ngasih insight menarik tentang manajemen keuangan masjid. Menurutnya, masjid dulu itu bukan cuma pusat ibadah, tapi juga pusat ekonomi.
“Saya pernah berdiskusi dengan beberapa ekonom, dan menurut mereka, cikal bakal bank modern di Indonesia berasal dari dana yang terkumpul di masjid. Bayangkan di Kabupaten Lingga kita memiliki 361 masjid dan surau. Jika dana kas dikelola dengan baik, saya berharap ke depan dapat terbentuk Bank Masjid Indonesia (BMI),” ujarnya.
Kegiatan pembinaan ini jelas punya harapan besar: biar semua masjid di Lingga makin rapi manajemennya, makin kuat fungsi sosial-spiritualnya, dan makin maksimal dalam pemberdayaan umat. Tujuannya sederhana: masjid bukan cuma tempat ibadah, tapi pusat pergerakan kemajuan masyarakat.





